Blogging

Senang dengan 3.000 orang yang memadati jalanan Dubai, menunya adalah Bubur Kanji versi India.


NEWS24.CO.ID – Senang dengan 3.000 orang yang memadati jalanan Dubai, menunya adalah Bubur Kanji versi India.  Terpal oranye terbentang di jalan tengah pasar dekat Gold Souk, Deira, Dubai, Uni Emirat Arab, sebelum memecah keheningan pada Rabu, 20 Maret 2024. Di atasnya ada lagi yang panjang. putih. Alas plastik dengan garis makanan di atasnya dikemas menjadi satu. Satu kali makan terdiri dari semangkuk kanji atau nasi ala India, jeruk, tiga buah kurma, dan sebotol air.

Ribuan orang duduk berjajar rapi, saling berhadapan, memenuhi jalan-jalan sekitar Masjid Ahmed Abdullah Lootah atau Masjid Lootah. Bisnis di sekitarnya beristirahat sejenak.

Saya dan banyak jurnalis asal Jakarta yang diundang oleh Departemen Ekonomi dan Pariwisata Dubai untuk menikmati Ramadhan di kota ini, sengaja pergi ke Deira untuk merasakan pengalaman unik penyebaran cepat. Kami dipandu oleh Arva Ahmad, pendiri Fryng Pan Adventures, sebuah perusahaan travel yang mengajak wisatawan untuk menemukan makanan khas setempat.

Senang dengan 3.000 orang yang memadati jalanan Dubai, menunya adalah Bubur Kanji versi India.  “Setiap hari Iman menyiapkan buka puasa untuk 3.000 orang. “Semua orang boleh makan, baik yang beragama Islam, Hindu, atau yang lainnya,” kata Arva sambil mempersilakan kami untuk maju ke antrian paling depan. Kepercayaan yang dimaksud adalah Iman Cultural Center, sebuah komunitas yang didaftarkan oleh Otoritas Komunitas Dubai. Kami memutuskan untuk ikut berpuasa, namun kami tidak mengantri karena hanya untuk laki-laki. Kami menggelar tikar di lapangan pinggir jalan dan menata barang-barang yang sudah disiapkan Arva. Arva membawakan banyak hidangan buka puasa yang disukai penduduk setempat.

“Ini kurma majool, paling mahal, dari Palestina,” katanya sambil menunjukkan kurma berukuran besar dan meletakkannya di piring. Lalu, dia menambahkan kurma gula dan kurma bam.

Ia menambahkan samosa, hidangan pastel berisi kentang, kacang-kacangan, dan daging dengan rasa kari yang kuat. Selain itu ada pakoda, gorengan mirip bakwan yang terbuat dari bawang bombay, tepung, dan rempah-rempah. Terakhir, irisan jeruk. Dia berkata: “Kita perlu menambahkan panas.

Tapi bintang dari santapan buka puasa ini adalah pati. Beberapa orang datang membawa tepung kanji yang dikumpulkan dalam mangkuk plastik sekali pakai. Arva mengatakan, bubur ini berupa nasi dan campuran santan, daging kambing, santan, dan rempah-rempah, mirip dengan bubur lambuk di Malaysia dan Singapura. Arva berkata: “Makanan untuk olesan cepat di sini satu kali sehari, biasanya bubur bertepung.”

Bubur ini dimasak di gudang di kawasan Al Qous, selatan Dubai. Sebelum berbuka, makanan akan dibawa ke Deira.

Banyak tradisi
Tradisi pacaran di daerah ini sudah berlangsung sejak tahun 1976. Awalnya makanan ini ditujukan untuk 50 orang pekerja asal Tamil Nadu yang terletak di selatan India. Namun seiring berjalannya waktu, jumlah pekerja migran bertambah hingga akhirnya mencapai tiga ribu atau lebih. Bukan lagi hanya komunitas India di Dubai, tapi juga pendatang dari negara lain.

Usai mengucapkan sumpah, rombongan berpencar ke tiga masjid terdekat. Masih ada terpal yang diberi label makanan dan minuman. Namun segera setelah itu, sekelompok pemakai mengatakan perusahaan pembersih telah mengurusnya. Jalanan kembali bersih seperti semula. Penjualan kembali normal. Ini akan diulangi oleh 3.000 orang yang berpuasa setiap hari hingga akhir Ramadhan.